PENDAHULUAN
Apakah kunci berhasilnya sebuah proses pembelajaran? Tentu saja kita tidak tahu jawaban pastinya, karena jika kita tahu, tentu proses pembelajaran akan menjadi sangat mudah. Namun kita dapat merujuk ke sejumlah faktor yang nampaknya memiliki pengaruh paling kuat terhadap keberhasilan maupun kegagalan murid dalam sebuah proses pembelajaran.
Apakah kunci berhasilnya sebuah proses pembelajaran? Tentu saja kita tidak tahu jawaban pastinya, karena jika kita tahu, tentu proses pembelajaran akan menjadi sangat mudah. Namun kita dapat merujuk ke sejumlah faktor yang nampaknya memiliki pengaruh paling kuat terhadap keberhasilan maupun kegagalan murid dalam sebuah proses pembelajaran.
MOTIVASI
Motivasi adalah dorongan dari dalam (internal drive) yang medorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Para pakar pendidikan menyatakan, murid yang memiliki motivasi tinggi akan mudah dan cenderung berhasil apapun kondisi dan metode yang diterapkan padanya. Meskipun misalnya siswa belajar dalam kondisi fisik kelas yang kurang menguntungkan . (Kisah dalam novel Laskar Pelangi bisa menjadi contoh yang baik betapa motivasi bisa mengalahkan segala keterbatasan ). Atau jika metode pembelajaran yang digunakan adalah metode yang dianggap kurang up to date, hal tersebut tak dapat mebendung motivasi yang tinggi. Sebaliknya, sebagus apapun kondisi kelas dan sebaik apapun metode yang dipakai, apabila siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar niscaya hasil yang diadapatpun akan mengecewakan.
Motivasi adalah dorongan dari dalam (internal drive) yang medorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Para pakar pendidikan menyatakan, murid yang memiliki motivasi tinggi akan mudah dan cenderung berhasil apapun kondisi dan metode yang diterapkan padanya. Meskipun misalnya siswa belajar dalam kondisi fisik kelas yang kurang menguntungkan . (Kisah dalam novel Laskar Pelangi bisa menjadi contoh yang baik betapa motivasi bisa mengalahkan segala keterbatasan ). Atau jika metode pembelajaran yang digunakan adalah metode yang dianggap kurang up to date, hal tersebut tak dapat mebendung motivasi yang tinggi. Sebaliknya, sebagus apapun kondisi kelas dan sebaik apapun metode yang dipakai, apabila siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar niscaya hasil yang diadapatpun akan mengecewakan.
Oleh karena itu, siswa yang dengan sendirinya telah termotivasi untuk belajar adalah sebuah awal yang sangat baik. Lalu bagaimana jika tidak ? Menjadi tugas gurulah untuk dapat menciptakan, menjaga dan bahkan meningkatkan motivasi siswa selama proses pembelajaran. Salah satu caranya adalah dengan men-set tujuan (goal/aim) jangka pendek (short-term goal) atau tujuan jangka panjang (long-term goal). Tujuan jangka pendek contohnya adalah untuk menghadapi ujian atau tes sedangkan tujuan jangka panjang adalah mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik di masa depan.
Dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai, siswa akan mengerti betapa pentingnya proses pembelajaran itu dan akan tetap termotivasi untuk terus belajar. Jadi motivasi adalah faktor penentu terbesar akan keberhasilan ataupun kegagalan siswa.
PROFESIONALISME GURU
Faktor penentu terbesar kedua setelah motivasi adalah guru itu sendiri. Dua guru yang mengajarkan topic yang sama dengan menggunakan metode yang sama menunjukkan hasil yang jauh berbeda. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi ? Jawabannya terletak pada kualitas yang dimiliki si guru tersebut.
Kualitas seperti apakah yang harus dimiliki oleh guru agar dapat meningkatkan motivasi siswa?
Seorang peneliti pendidikan (Dennis Gerard) pernah mengadakan riset untuk menjawab pertanyaan di atas. Seribu anak usia antara 12-17 tahun menuliskan kualitas guru yang mereka inginkan. Dan hasilnya sebagian besar siswa menginginkan guru yang :
- Dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
- Fun
- Sabar
- Tidak pilih kasih
- Mampu menunjukkan simpati terhadap siswa ( baik siswa yang pandai maupun yang tidak)
Hasil studi di atas menunjukkan bahwa siswa tidak terlalu memusingkan perihal metode ataupun hal teknis lainnya namun mereka lebih konsern dengan kepribadian guru dan kemampuan guru dalam menjalin hubungan yang baik dengan siswa . Guru yang sabar akan lebih disukai daripada guru yang memiliki banyak gelar namun temperamental. Guru yang tidak pilih kasih akan lebih mendapat tempat di hati siswa ketimbang guru yang hanya memperhatikan siswa tertentu. So teachers, Don’t play favourite and be fair !
Walau begitu, skill serta kompetensi guru tetap saja memainkan peran penting dalam keberhasilan pembelajaran. Para guru harus mampu menunjukkan bahwa mereka memang menguasai bidang ilmunya dengan baik . Guru harus dapat memberi instruksi dan contoh yang jelas serta mampu menjawab pertanyaan siswa dengan meyakinkan. Karena bila guru ragu tentang sesuatu maka siswa akan dapat merasakannya yang pada akhirnya bisa mengakibatkan hilangnya kepercayaan mereka terhadap si guru.
Walau begitu, skill serta kompetensi guru tetap saja memainkan peran penting dalam keberhasilan pembelajaran. Para guru harus mampu menunjukkan bahwa mereka memang menguasai bidang ilmunya dengan baik . Guru harus dapat memberi instruksi dan contoh yang jelas serta mampu menjawab pertanyaan siswa dengan meyakinkan. Karena bila guru ragu tentang sesuatu maka siswa akan dapat merasakannya yang pada akhirnya bisa mengakibatkan hilangnya kepercayaan mereka terhadap si guru.
METODE PEMBELAJARAN
Di atas disebutkan kualitas guru lebih utama daripada metode yang digunakan namun bukan berarti metode pengajaran bisa diabaikan karena menyenangkan atau tidaknya, efektif atau tidaknya proses pembelajaran juga bergantung pada metode pengajaran yang dipakai oleh guru.
Metode yang melibatkan partisipasi siswa akan membuat suasana lebih hidup dan bergairah ketimbang metode yang mengabaikan peran aktif siswa dan hanya menjadikan siswa sebagai objek dan bukan subjek pembelajaran.
Walau begitu tidak ada riset yang menunjukkan secara gambaing metode pengajaran yang terbaik di antara semua metode yang ada. Semuanya tergantung usia, sifat dan jenjang pendidikan siswa. Metode diskusi tak akan efektif bila diterapkan pada siswa SD tahun-tahun awal. Atau guru tak seharusnya akan memberi games sebanyak yang diterima siswa SMP.
Karena itu, dengan pengamatan yang intensif, guru diharapkan mampu mengenali karakter dan kebutuhan siswa untuk dapat menentukan metode pengajaran yang paling tepat.
KONDISI FISIK KELAS
Tak perlu diragukan lagi bahwa kondisi fisik kelas memiliki pengaruh yang kuat terhadap proses pembelajaran serta naik turunnya motivasi siswa. Ruangan kelas yang buruk pencahayaannya, panas, kotor atau terlalu sempit, yang sayangnya sering kita temui di sekolah-sekolah di Indonesia, akan membuat suasana belajar kurang kondusif .
Begitu pula dengan kondisi kursi, meja atau papan tulis yang tidak layak akan menurunkan motivasi (demotivasi) siswa. Jadi guru seyogyanya tak hanya memikirkan pelajaran apa yang akan diberikan tapi juga bagaimana cara memaksimalkan kondisi kelas dalam rangka meningkatkan motivasi siswa. Menghias kelas dengan menempelkan poster atau menggantung hasil karya siswa dipercaya pula dapat memberi effek positif terhadap atmosfir pembelajaran.
KESIMPULAN
Pada akhirnya keberhasilan siswa ada di tangan siswa sendiri, namun kualitas dan kompetensi guru, metode pengajaran yang tepat, serta kondisi fisik kelas yang mendukung adalah factor yang memainkan peranan penting untuk memberi arah akan kemana proses pembelajaran nantinya berakhir, keberhasilan ataukah kegagalan.
Pada akhirnya keberhasilan siswa ada di tangan siswa sendiri, namun kualitas dan kompetensi guru, metode pengajaran yang tepat, serta kondisi fisik kelas yang mendukung adalah factor yang memainkan peranan penting untuk memberi arah akan kemana proses pembelajaran nantinya berakhir, keberhasilan ataukah kegagalan.
0 Coment:
Posting Komentar